sederhana adalah dengan menekankan hubungan
pemberian insentif dengan kinerja. Motivasi
karyawan dipengaruhi agar mereka meningkatkan
kinerjanya dengan memberikan materi sebagai
kompensasi dari prestasi kerjanya. Semakin baik
prestasinya, insentif yang didapatkan akan semakin
banyak atau sering.
Perusahaan lewat manajemen sumber daya
manusianya memberikan suatu sistem dan budaya
organisasi yang memperhatikan kebutuhan sosial
karyawan dan menekankan kebebasan karyawan
untuk berpendapat, berkreasi, dan berorganisasi.
Para karyawan dipandang sebagai bagian penting
yang berguna dan bermakna bagi kemajuan
perusahaan.
Misalnya; dalam suatu perusahaan, seorang atasan
bisa memotivasi karyawannya dengan menentukan
arah orientasi motivasinya. Jika arah motivasinya
mengejar tujuan berarti sang atasan perlu
menggunakan kata-kata seperti keuntungan,
mendekati sasaran, peluang, kesempatan, prioritas,
dan kalimat-kalimat yang berisi iming-iming.
Namun, jika arah motivasi bawahannya adalah
orang yang berorientasi menghindar dan menjauhi
masalah maka kata-kata yang cocok untuk
memotivasinya adalah mencegah bahaya, potensi
resiko, kerugian, tenggat waktu, ancaman dari
ketakutan dan rasa malu.
Untuk mengetahui orientasi motivasi seseorang, kita
bisa menanyakan keinginannya dan memperhatikan
kosa kata dan bahasa tubuh yang dia gunakan.
Selanjutnya, kita harus pahami tipe kepribadiannya
dan respons emosinya dalam berkomunikasi.
Maka dari itu, seorang sales atau marketing serta
karyawan bagian manapun, akan lebih termotivasi
jika para pemimpin dan manajer berkomunikasi
sesuai orientasi dan karakter bawahannya dengan
bahasa yang tepat serta urutan kerja yang jelas.
Selain itu, tingkat kepercayaan yang tinggi dan
karisma perlu dijaga oleh sang pemimpin. Inilah
yang disebut kepemimpinan yang menginspirasi.
Di dalam risetnya tersebut, ada tiga kebutuhan
motivasi yang mendorong orang-orang untuk
bekerja. Ketiganya adalah kebutuhan untuk
berprestasi, kebutuhan untuk memiliki afiliasi atau
hubungan sosial, dan kebutuhan untuk memiliki
kekuasaan atau wewenang.
Tapi teori X ini tetap harus digunakan khususnya
pada beberapa jenis karyawan yang memiliki
karakter yang lebih termotivasi secara efektif dan
memberikan hasil kinerja yang lebih baik dengan
gaya kepemimpinan yang otoritatif.
Para pemimpin dan manajer perusahaan yang ingin
mempraktekkan teori X harus menyatakan dengan
tegas aturan, arahan, ultimatum dengan pemberian
imbalan dan hukuman untuk para karyawannya.
Teori ini mengutamakan kepatuhan sebagai faktor
pendorong kinerja karyawan.
Teori X berfokus pada pengawasan dalam
pelaksanaan prosedur standar kerja, pengendalian
aktivitas, delegasi tugas dan perintah dengan
deadline serta memastikan hasil akhir yang
diberikan karyawan harus sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Memahami karakteristik dari para karyawan dan
sifat pekerjaannya, serta jenis bisnis yang
dijalankan oleh perusahaan akan memberikan
asumsi-asumsi sebagai dasar keputusan untuk
menggunakan teori motivasi yang tepat-guna.
Khususnya jika ingin menggunakan motivasi
intriksik untuk para karyawan.
Pengamatan yang baik dan observasi yang teliti
perlu dilakukan jika manajemen ingin berhasil dalam
memanfaatkan teori mana yang sesuai dengan
tantangan yang ada dalam pengelolaan SDM.
Penentuan gaya kepemimpinan yang cocok dengan
penerapan masing-masing teori harus diputuskan
jika perusahaan ingin memperoleh keuntungan yang
maksimal.
Gaji bersifat confidential berarti rahasia/laporan rahasia.
Cara tercepat untuk menjatuhkan motivasi
karyawan adalah dengan membatasi dirinya dengan
segala peraturan yang ketat dan kaku. Demotivasi
karyawan juga akan terjadi jika dia tidak diberikan
kebebasan yang cukup untuk mengekspresikan ide
dan pemikirannya.
Otonomi adalah fleksibilitas yang diberikan
perusahaan kepada karyawan agar tetap termotivasi
dan bersemangat dalam pekerjaannya. Otonomi
berarti karyawan diberikan kesempatan untuk
memberikan masukan dalam menciptakan suatu
kebijakan atau keputusan, karyawan diberikan
wewenang dalam batas tertentu untuk tetap bisa
kreatif dan berinovasi dalam pekerjaannya, serta
karyawan tersebut diberikan peluang untuk
menjalin kerjasama dan bersosialisasi dengan
sesama rekannya, bawahan serta atasannya.
Jangan memberikan penghargaan secara umum saja
dan tidak bersifat pribadi. Seorang karyawan akan
menjadi bersemangat jika dia dihargai sebagai
seorang pribadi bukan hanya sekedar alat atau aset
perusahaan. Penghargaan juga akan meningkatkan
optimisme karyawan sehingga dia lebih termotivasi
dalam mengejar target pekerjaannya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Tidak ada komentar:
Posting Komentar